Senin, 19 Oktober 2009

Take Him Out

Menilik acara take him out di Indosiar yang ditayangkan 17 Oktober 2009 pukul 18.00 WIB, ada scene yang benar-benar menggambarkan realita hidup beserta doktrin-doktrin yang ada di masyarakat.

Babak pertama, seorang wanita cantik melenggang masuk ke panggung. “Nama saya Ve, usia saya 25 tahun, saya staff operasional di bidang pelumas (oli ya maksudnya?), dan saya adalah seorang muslim, “ awal perkenalannya. Wajah ‘n bodi oke, smart, itu yang mbuat semua cowok di ronde pertama ga bergeming buat matiin lampu kesempatan. Dalam pikirku, “ya iyalah. Oke bgt ni cewek”.

Ronde kedua, video tentang Ve diperlihatkan, yang menurutku semakin memperlihatkan kepositifan Ve. Terbukti cuma ada 1 cowok yang matiin lampu di detik2 terakhir countdown nya Choky, si pembawa acara-imut-ganteng-oke. Setelah ditanya kenapa mematikan lampu, cowok itu memberikan alasan, takut Ve ga ada waktu karena kesibukan kariernya. Ga penting buat dibahas.

Di babak ketiga, yang menurutku cukup lucu. Keluarga Ve surprisingly dihadirkan di acara itu untuk memberikan testimoni. Seorang ayah, ibu, dan adik perempuan yang cukup bergebu-gebu untuk mempromosikan kakak perempuannya, “Ga akan nyesel klo milih kakak gue,” serunya mantap. Sang ayah pun berkata klo Ve membantu perekonomian keluarga. Dan sang ayah malah sempat menyeka airmatanya, oh Beliau menangis rupanya. Dari situ agak ketara kalau keluarga si cewek tampaknya tidak begitu berada. Aku mulai lebih mengamati lagi pakaian mereka yang sederhana, dan riasan wajah mereka yang terasa agak dipaksakan. Dan benar, hampir setengah dari cowok2 itu mematikan lampunya. Cowok-tidak-beruntung yang kebagian ditanya alasan mematikan lampu, tampak memaksakan alasan dia mematikan lampu. Katanya, ”takutnya Ve ternyata orang yg egois karena Ve itu anak pertama.”. Capeeeeeeeekkk deh. Ketahuan banget cuma cari-cari alasan. Sang cewek menanggapi, kalau saya orang yang egois, gak mungkin saya akan membantu ekonomi keluarga. Kamera menyorot lagi pria yang menolak itu, wajahnya merah padam. Kenapa banyak yang menolak Ve begitu keluarganya muncul? Apa mereka takut akan ikut menanggung beban ekonomi keluarga Ve? Cuma cowok-cowok yang matiin lampu tadi yang tau jawabannya.




Next step. Oke, karena jumlah pria yang masih menyalakan lampu tergolong lumayan banyak, jadi Ve harus mematilkan 9 lampu n menyisakan 3 orang. Blep Blep Blep Blep Blep Blep Blep Blep Blep

Pertanyaan pertama, tentang karier. Blep, mati lagi satu lampu. Sisa 2 orang

Pertanyaan kedua, Ve nanya, ”Tiap manusia pernah berbuat kesalahan, nobody’s perfect, apakah kamu mau memaafkan kalau saya ada kesalahan”. Yup semua memaafkan. Blep, satu lampu lagi mati. Sekarang tersisa 1 orang, Moko namanya.

Choky bertanya pada Ve, akankah Ve take him (Moko) out? Tapi ternyata sebelum itu, Ve mau bertanya pada Moko.

Olala, Ve mengaku dia adalah single parent, punya anak 4 tahun

Aku langsung menghitung cepat, dia sekarang 25 tahun, punya anak umur 4 tahun, artinya dia berumur 21 tahun saat hamil. Pikiran pendekku langsung MBA, apalagi mengingat pertanyaan keduanya tentang dia permah melakukan kesalahan. Semua cocok. (mungkin)

Ve menawarkan apa Moko mau menerima keadaan Ve apa adanya.

Moko menolak dengan alasan dia belum siap n dia seorang bujang n pingin dapat yang masih bujang juga. Moko shock tuh, kecele’ rupanya dia. Hilang semua kepositifan Ve di awal, bagi dia. He says, “NO.”

(Potret Kehidupan, miris tapi nyata )

Tidak ada komentar: