Senin, 03 Februari 2014

Jual Kertas Bekas Lagi

Lulus lulus lulus!!

Alhamdulillah banget bisa melewati semua tahap pendidikan yang melelahkan..

Tahap ujian ketrampilan klinik alias UKK, yang dimulai dari semester 2 sampe 5, dari yang awalnya tegang pas UKK pertama, mpe rasanya njelehi pas UKK terakhir.

Tahap tesis dan semua printilannya. Tahap seminar propasal yang dengan suksesnya kulalui dengan mendapat nilai B. Secara pas itu lagi heboh2nya menyiapkan pernikahan indah nan suci serta wangi semerbak melati.

Persiapan yudisium juga gak mau kalah heboh. Diminta bikin naskah publikasi, summary, jurnal. Ooohh benar2 keluar menjadi spKg yang tertempa deh.

Semua tahap di atas menggunakan fasilitas kertas dan printer. Begitu semua selesai, tertumpuklah kertas2 tadi. Kertas UKK, kertas proposal tesis, ujian hasil tesis, ujian akhir tesis, naskah publikasi n semuuuuuaaanya.

Berbekal pengalaman menjual kertas bekas pas jaman lulus drg, aku mengeluarkan keahlianku lagi untuk menyortir kertas berdasar jenisnya. Kertas putih n kertas campur. Cerita pengalaman jualin kertas pas lulusan drg bisa dilihat disini.

Setelah selesai, kulihat tumpukan kertas di hadapanku gak sefantastis jaman selesai S1 dulu. Yaiyalah beda kuantitas selama 6 tahun n selama 2,5 tahun ya. Akhirnya aku todong mama mertua buat ikut njual kertas bekasnya juga. Proposalku disambut hangat n beliau mulai mengaduk simpenannya.

Beliau seorang guru sekolah menengah atas di yogyakarta. Kertas bekas versi beliau tentu gak jauh-jauh dari profesinya sebagai guru. Kertas ulangan siswa, makalah tugas siswa, LKS buram siap diangkut ke tempat penjualan kertas bekas.

Singkat kata, aku n suami mengendarai mobil berbagasi penuh oleh kertas bekas menuju Jombor, ke tempat penjualan kertas bekas yang dulu pernah kudatangi.

Sayang seribu sayang, di sana kami disambut dengan pelayanan yang mengecewakan. Dulu kami datang langsung kertas di timbang menggunakan sejenis timbangan kantong beras. Namun sekarang, walau kami datang cukup pagi n tentunya lumayan sepi, kami diminta mendaftar dulu n masuk di garasi karena kami pakai mobil. Mbaknya bilang tunggu saja sampai dipanggil. Kami diserobot oleh mobil deck yang begitu datang langsung parkir tepat di depan pintu garasi. Kami percaya aja ma kata mbaknya yang nunggu dipanggil, tapi begitu pintu garasi dibuka n orang selanjutnya masuk, yang masuk tentu saja mobil deck yang udah parkir di depan, kami melongo aja. Dari situ suami dah mulai bete.

Ya aku berusaha menenangkan, ya udah kita parkir di depan garasi aja. Takut keserobot lagi, karena ada mobil deck lain yang baru saja datang. Suami memarkirkan mobilnya sesuai instruksiku. Setelah menunggu, pintu garasi terbuka lagi, mobil deck yang telah kosong tadi melengang pergi. Saatnya kami masuk, pikirku. Eh ma mbaknya yang bukain pintu garasi malah mobilku disuruh mundur dulu n yang disuruh masuk malah mobil deck belakang kami yang baru datang.

Di situ akupun juga  jelas ikut males. Ga jelas karena apa, mungkin karena sistemnya yang ala terminal alias ngawur, sengawur wajah mbaknya, atau kami kurang dianggap karena kuantitas kertasnya jelas kalah ma mobil deck. Kami memutuskan gak mau berlama-lama di tempat itu. Kami nyari lagi tempat penjualan kertas bekas lainnya di daerah itu.

Kami bertemu dengan tempat U.D Sregep tak jauh dari tempat pertama yang malesi tadi. Kami langsung ke pusatnya karena cabangnya kebetulan tutup.  Di pusatnya, mobil kami dipersilakan masuk ke halaman belakang. Disitu tampak setumpuk kertas menggunung dengan pegawai yang menggunung pula. Begitu mobil kami berhenti. Beberapa pegawai wanita (4-5 orang) bergegas datang untuk mengambil kertas kami di bagasi mobil. Perasaan saat itu seeenneeeeng baget. Dari awalnya ke tempat yang gak jelas n dicuekkin, sekarang kami langsung disambut seperti itu. Merasa dihargai. Sesuai deh ma nama perusahaannya, SREGEP o(^^)O


Kertas kami dengan cekatan ditimbang, dihitung harganya. Salah satu petugas tak lama kemudian menghampiriku memberi secarik kertas kuitansi n beberapa lembar uang #matahijau

Aku lihat kertas kami dinilai memang lebih murah dibandingkan tempat awal sebelumnya beberapa tahun yang lalu. Aku gak tau harga kertas emang turun atau emang di tempat ini nilai belinya lebih rendah. Tapi aku gak mo ambil pusing, karena udah terlanjur kecewa banget ma tempat yang pertama.

Akhir kata, Alhamdulillah,,