Kamis, 21 Mei 2015

Hi Korea, 기다려

Yak!
Setelah hampir 2 minggu nongkrongin website maskapai, main puzzle nyocokin jadwal penerbangan, akhirnya dapet juga tiket PP Yogyakarta(JOG) - Seoul (ICN) dengan harga yang relatif murah.

Wah ada yang mo ke Seoul niii..
Eit nanti dulu!

Walaupun aku gandrung ama hal-hal yang berbau Korea (terutama dulu), kayaknya mending ke Jepang daripada Korea. Ada hal yang bikin aku ilfil gak mau ke Korea, yaitu  gara2 nglihat foto salah satu temenku yang jalan-jalan ke sana 11 hari tapi fotonya gitu-gitu aja. Huhuhuhu jadi malesin.

Namun banyak kisah yang melatarbelakangi rencana traveling kali ini. Begini kronologinya:

Suami tersayang beberapa bulan yang lalu ikut "sayembara" di kantornya yang hadiahnya liburan ke Japang/Korea. Berbekal kegigihan dan kemupengan doa istrinya, Alhamdulillah dapet juara ke-2 bok. Juara pertama hadiahnya ke Jepang, alhasil kedua nya ke Korea. Tetap bersyukur. So PROUD of you Dewa #peyuk.

Singkat cerita tenyata kalau bawa pasangan gak dibiayai. Tapi nekat ikut pergi dengan kocek sendiri, pikirku lumayan bakal dikurangi biaya hotel karena nebeng kamar hotel suami. 

Saat itu masih belum tau bakal kena berapa kalo nambah bawa pasangan, karena pihak travelnya ditanyai beberapa kali tapi jawabannya masih belum tau. Kebetulan waktu itu lagi ada pameran travel di mall, jadi kita datang buat survey. Kita cari travel yang sama dengan travel yang digunain kantor, cari bulan keberangkatan yang sama dan cari itinerary yang hampir sama pulak, dengan asumsi harga yang akan dikeluarkan travel nyaris sama. Hasilnya jatuh di perkiraan harga USD 660 untuk 6D3N, yang kalo dikali Rp.13000 berkisar 8,5juta IDR.

Dari patokan harga pas pameran itu, dengan pedenya ikut siap2in dokumen buat ngurus visa. Udah bolak balik bank minta surat referensi n nyetak rekening koran tabungan 3 bulan terakhir, galau-galau saldonya yg kembang kempis. Minta surat sponsor dari tempat kerja (sampai ngulang 2x gara-gara keberangkatan yang dimundurin).

Tiga minggu keberangkatan, pihak travel kantor tetep belum ngasih kepastian biaya  sampe kita yang kepaksa rajin buat telpon2. Huh! Dan akhirnya keluarlah sejumlah biaya yang bombastis versi mereka, yaitu antara 1500-1800USD (!!KSZFA$XxQ!!) nangis kejer.

6D3N yang artinya ekuivalen dengan 4D3N karena 2D yang habis dalam pesawat, dibrondol dengan harga 19,5juta-23,4juta IDR. Setelah 1 hari denger itu, dan menimbang akhirnya aku memutuskan ikhlas n say "NO". Dengan harga itu mungkin udah bisa pergi ke Jepang, bahkan harga itu lebih muahal dari pada perjalananku ke Turki 11D10N tahun lalu, dengan agent travel yang lebih  bonafit pula.

Melihat keikhlasanku, Dewa akhirnya bilang, "Ya udah kita pergi sendiri aja."

Berbekal kata-kata itu, dimulailah semua perburuanku. 
1. Berburu tiket pesawat murah. Awalnya mau naik Garuda karena jam penerbangannya yang pas banget n bisa langsung cus dari Jogja. Lagi ada promo early bird Garuda jadi klo beli PP JOG-ICN dapet harga 508USD/orang, itu udah bagasi 30kg n makan, tanpa waktu transit yang lama. Udah sampai booking sih,cuma belum bayar. Hehehe. Masih berharap durian runtuh. Eeeh, 3 hari setelah itu malah ada promo diskon 50% basic fare Air Asia#gubrak.
 Langsung keringat dingin nyari jadwal flight yang sesuai, bisa dimatching-matching connecting flightnya secara transit di Kuala Lumpur dulu. Akhirnya dapat jadwal penerbangan yang gak jauh beda dari semula via Garuda.  Tapi tetep harus ngalah dalam beberapa hal:

a. Dewa harus di Jogja lebih awal. Yang awalnya naik Garuda dari Jogja jam 20.25, kalau naik AA dari Jogja jam 17.20. Semoga dia dapat ijin pulang cepat dari kantornya di Solo, aamiin1000000x.

b. Milih waktu transit di KL yang cuma sebentar, 4' 15" supaya mpe Korea gak kesorean. Makanya milih penerbangan 01.00-08.20 daripada 08.00-15.20 jadi sampe Korea hari pertama bisa langsung jalan2, walau jadi lebih mahal 850rb IDR/orang sih. Makanya semoga gak ada delay pas keberangkatan JOG-KUL secara harus mengejar pesawat berikutnya, aamiin 1000000000x.

c. Secara pingin murah meriah, akhirnya di penerbangan keberangkatan gak pesen makanan dalam pesawat sama sekali. Harus diisi fulltank pas di Jogja nih. Gak makan sih mungkin kuat, kalau gak minum? Bawa OKEjelydrink kayaknya. Pertimbangan lain ga pesen makan pas penerbangan keberangkatan karena, secara itu waktunya malam, tinggal bobok aja lah. Mpe Korea langsung cari kimchi #mencret.

Ini aku lampirkan harganya bukan maksud apa-apa, cuma biar bisa lihat efek diskon akan terasa berkurang karena yang didiskon cuma basic fare, padahal faktor yang nambah mahal  adalah add-on nya kayak bagasi, makanan, pilih tempat duduk, asuransi,  mpe yang ecek-ecek kayak fasilitas kenyamanan selimut bantal, fasilitas antar jemput bandara, n fasilitas red carpet.

 


2. Cari hotel
Cari hotel yang deket ma subway, atau pemberhentian bis. Tapi cari tempat tidur sekelas hostel aja tetep mahal kalo di negeri gingseng ini. Guesthouse/hostel double bed aja minimal 450000KRW itu yang terpencil, kalau yang deket minimal 520000KRW. Disiasati 1 malam ada yang tidur di 찜질방(jimjilbang), 10000KRW/orang. Hihihi,,

3.Menyusun itinenary
Merujuk omonganku tadi di awal yang aku ilfil lihat foto temenku yang jalan 11 hari ke Korea tapi cuma gitu2 aja, aku berencana membuat itinerary yang gak mainstream ala agent travel. Apalagi ada faktor Dewa yang sudah ke Korea (besok akhir Mei ini) sama tim kantornya, jadi ga boleh banyak yang mengulang.
Aku pingin sampe Dewa bilang, " Wah travel agent kalah ni ma Andin! ". Karena umumnya peserta traveltour bakal banyak diajak ke tempat berbelanja  dengan waktu yang lebih lama dibandingkan ke tempat wisatanya (curhat Turkey tour kemarin).

Tema itinerary ku adalah "Living as Korean". Berbekal rajin nonton k-variety show jadi sedikit tau tempat anti-mainstream. Sampai saat ini rencana kasarnya sih :
A. Around Seoul. Yang ini emang mainstream tapi tetep wajib dikunjungi biar afdol ke Koreanya (N Seoul Tower, Gwanghwamun Square)
B Bugaksan Wall Trail
C. Gangchon railpark, Nami island, Petite France
D. Jeju Island, hiking Seongsan ilchulbong, Seopjikoji
E. Noryangjin fish market, Sindang-dong tteobokki town, Seoul Central Mosque di Itaewon
F. Hiking mt.Sorak, Sokcho
G. Jimjilbang
H. Everland 
I. Nyobain naik subway n bus Korea
J. Jalan2 santai d jalan2 (Ihwa mural village ala roof top prince; Blue crystal village di Asan, Ehwa Women's University )
 *poin B,D,E pake kekuatan kaki semua ituuuu huhhuhu



bersambung.........

UPDATE
Dan setelah ditimbang-timbang, akhirnya diputuskan gak jadi ke Jeju-do. Karena biar dapat flight yang murah, harus  flight di tengah minggu, padahal mau ke Namisum n Soraksan. Jeju-do kesana juga cuma 2D1N udah habis berdua 330.000 KRW (hampir 4juta) buat flight, tempat bobok, n tour. Kenapa tour, karena akses di sana gak semudah Seoul. Huhuhuhu  goodbye Seongsan Ilchulbong.

TIPS PEMBELIAN TIKET ONLINE AIR ASIA
Setelah mengalami sendiri tetek bengek pembelian tiket international flight via online, banyak kesalahan yang berujung pada kena hidden cost atau biaya yang sebenarnya bisa dieliminsir. Tapi karena keawamanku, kena deh jebakan batman.
1. Processing fee
    Bisa banget beli tiket tanpa harus kena processing fee ini. Salah satunya adalah pembayaran dengan kartu kredit visa BIG. Aku kutip dari perkataan, Lil Miss Red, icon Air Asia disini :

Are there other payment options which will not be charged a processing fee?
Yes, the processing fee does not apply to payments made through BIG Visa card

Padahal papahku punya kartu kredit itu. Huhuhuhu. Udah free, dapet BIG points lagi. --> wrong info, please check UPDATE below.

Selain kartu kredit BIG, untuk menekan biaya bisa pakai direct debit yang feenya lebih rendah daridapa kalau bayar pake debit atau kartu kredit biasa. Hanya 4RM per booking, artinya tidak mengindahkan jumlah penumpang. Kalau pake kartu lain kena 12RM per penumpang per perjalanan, yang artinya aku kena 2 penumpang  2 perjalanan, 12 RM dikali 4 = 48 RM untuk processing fee kembalisesenggukan. Tapi untuk direct debit ini, tidak semua mata uang tersedia lho, kalau memang tersedia pasti keluar optionnya saat tahap payment. Aku kutip lagi dari mbak Merah, disini :

Is direct debit available for all currencies?
No, you will see the direct debit tab if the direct debit payment option is available in your selected currency
Kalau untuk optionku KUL-ICN pp (Malaysian Ringgit) kayaknya gak tersedia. Kalau IDR biasanya direct debit dari Click BCA atau CIMB NIAGA Click.

2. E-Gift Voucher (eGV).
Apa itu eGV bisa dicek disini. Sebenarnya sebelum pesan tiket, aku sudah punya eGV 4 lembar yang totalnya Rp.800.000 ( 1 lembar Rp500.000, 3 lembar Rp100.000). Yang katanya :

"up to five (5) E-Gift Vouchers may be used/redeemed in one (1) transaction"

Rencananya mau aku pakai 800ribu itu dalam 1 transaksi, yaitu untuk transaksi PP JOG-KUL. Tapi setelah dimasukkan kode vouchernya, yang 500rb berhasil, tapi begitu mau memasukkan voucher 100ribu nya kok terhitung Rp1. Jadi kalau masukkin 4 eGV malah cuma Rp 500.003. Ya sudah akhirnya cuma nggunain Rp.500.000 untuk transaksi tadi.

Begitu mau transaksi tiket KUL-ICN masukin voucher prentilan 100ribu kok tetep gak bisa padahal udah untuk bayar flight yang berbeda. Udah tiwas bayar tanpa eGV, baru tau dari papahku kalo per hari cuma bisa Rp.500.000. Wah tau gitu pesen KUL-ICN di hari esoknya. Lagi lagi nasi udah jadi ketan isi abon, akhirnya sampe sekarang belum dipakai tuh sisa eGV 300ribu. Rencananya mau dipakai buat nambah bagasi dan makanan.

Pengalaman mahal harganya.
Ternyata memang benar, dalam artian sebenarnya. Hehehehe. Anyway, happy traveling!!!

UPDATE!!
Ternyata kartu kredit CIMB Niaga Air Asia BIG VISA gak punya previlage untuk mendapatkan free processing fee. Sudah dijawab oleh CS AA. Hiks. Ya mendingan direct debit cuma kena 10ribu.

Tidak ada komentar: